Islam sangat menutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu, Allah sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar aturan Nya. Perilaku tercela seperti merampok, membunuh, asusila, dan pelanggaran hak asasi manusia merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi manusia yang sesungguhnya telah dimuliakan oleh Allah. Nah, untuk mengenali hal tersebut sehingga kita mampu membentengi diri, marilah kita bersama-sama menganalisisnya dalam pembahasan kali ini.
A.Merampok
Merampas
atau merampok harta orang lain yang kadang disertai dengan kekerasan,
ancaman dan bahkan pembunuhan emrupakan perilaku yang sangat
menggelisahkan dan mengerikan. Itu termasuk perbuatan haram dam
merupakan dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Apabila
dalam suatu masyarakat banyak terjadi perampasan dan perampokan, warga
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut akan mengalami keresahan.
Oleh karena itu, tetap sekali penegasan Allah SWT dan rasulnya
B.Membunuh
Hak-hak yang paling utama bagi
setiap manusia yang dijamin pula oleh Islam adalah hak hidup, hak pemilikan,
hak pemeliharaan kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan, dan hak menuntut
ilmu pengetahuan.
Pembunuhan
dapat terjadi akibat berselisih pendapat, dengki, dendam, iri hati atau
cemburu. Hal ini merupakan akibat tipu daya setan agar manusia
senantiasa bertikai dan saling membunuh.
Jenis-jenis pembunuhan dan hukumannya berdasarkan Al Qur’an dan hadis dijelaskan sebagai berikut.
1.pembunuhan
yang dilakukan dengan sengaja yaitu merencanakan pembunuhan dalam
keadaan jiwa sehat dan penuh kesadaran. Pembunuhan semacam ini dapat
dihukum qisas artinya dihukum mati, kecuali dimaafkan oleh pihak
keluarga korban dan kepadanya dituntut denda.
2.Pembunuhan yang terjadi tanpa disengaja dengan alat yang tidak mematikan. Hukumannya adalah penjara atau denda yang cukup berat
3.pembunuhan
karena kesalahan atau kekhilafan semata-mata tanpa direncanakan dan
tidak ada maksud sama sekali, misalnya kecelakaan. Hukuman tersangka
penjara atau denda ringan
Untuk
memperkecil peluang terjadinya ha-hal buruk tersebut, kita selalu
memupuk perilaku terpuji, baik terhadap diri pribadi maupun terhadap
lingkuang atau masyarakat. Hal-hal di bawah ini dapat melatih diri kita
untuk membentengi diri dari perilaku tercela, khusunya perbuatan
membunuh.
- Membiasakan bersilaturahmi
- Mampu menahan amarah
- Mampu memaafkan kesalahan
- Berbuat adil
- Memperbanyak berbuat kebajikan
- Suka menolong
- Bersikap lemah lembut
- Meninggalkan hal-hal yang menyangkut riba
- Meneguhkan hati untuk mengikuti jalan yang lurus
- Memakan makanan yang halal dan thayyib
- Senantiasa berdoa kepada Allah SWT
- Berlaku lurus terhadap manusia
- Tidak pelit atau kikir
Asusila
adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma
atau kaidah kesopanan yangsaat ini cenderung banyak terjadi di kalangan
masyarakat, terutama remaja. Islam dengan Al Qur’an dan sunah telah
memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang
indah an bersih dari kerusakan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi
dan rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan
erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang bersifat
ibadah mahdah (khusus) seperti salat dan puasa, namun juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Didalam
Al Qur’an terdapat bebeapa ayat yang memuat informasi dan pengetahuan
tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah SWT
Artinya : “katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka. Sesungguhyna Allah maha mengetahui apa yang mereka
perbuat.” (QS An Nur : 30) lihat al-Qur’an online di Goole,
Ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu munculnya perilaku asusila di dalam suatu masyarakat tersebut.
1.Faktor
lingkungan atau masyarakat yang cukup besar memberikan pengaruh
terhadap tingkah laku sesorang, khususnya remaja yang kondisinya berada
pada masa puberitas dan pencarian jati diri sehingga mereka rentan
terhadap pengaruh tersebut.
2.Kurangnya
keteladanan yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberi atau
menjadi teladan. Keteladanan ini mutlak diperlukan, khusunya oleh remaja
karena contoh atau teladan memberikan kemudahan untuk proses pembiasaan
perilaku pada kehidupan sehari-hari mereka.
3.Kurangnya
sikap konsisten dari pihak yang seharusnya memiliki tugas tersebut.
Sikap tidak konsisten terkadang membuat seseorang tidak memiliki patokan
yang jelas mengenai hal-hal mana yang boleh dan mana yang tidak.