D.Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada
beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan
sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut.
- Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
- Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
- Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
- Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
- Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
E.Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan
di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka
sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari
pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
- Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
- Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
- Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a.Jamiatul
Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan
generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b.Muhammadiyah
(18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki
pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat
dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’andan hadis di
Yogyakarta
c.Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d.Persatuan
Islam (persis)dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di
Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama
dengan Muhammadiyah.
e.Seriakt
Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada
awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi
kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi
perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929
kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
f.Jamiyatul
Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah
pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di
dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam.
Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g.Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h.Pergerakan
Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman
Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan,
membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat
Islam
i.Persatuan
Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di
bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi
kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j.Majlis
Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan
KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak
terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam
politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah
Belanda
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan
lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi
seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma
menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal
tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari
pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun
internasional.