Dalam
bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh
Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu
pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang
disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa
turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota
dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana
atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah
Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau
syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389
M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat
dikenal luas saat itu
b.Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum
muslim memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok
pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan
sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam
dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai
berikut.
1)Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah
satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin
Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan
India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan
pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya
kontradiksiantara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk
mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan
modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya
ia diusir dari negara tersebut.
2)Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru
dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat
terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan
Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang
menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum.
Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan
pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan
jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di
Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al
Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam
membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.
Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang
sebenarnya.
3)Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha
husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih.
Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari
sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan
suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis
karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4)Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al
qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika
modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki
batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan
tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al
qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara
umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini
kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan
tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu
pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5)Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir
Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat
muslim. Seperti
halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih
ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia
melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan
tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan
mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik
materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari
tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang
sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan
unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat
serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode
baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki
karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6)Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi
awal abad ke-20 adalahSir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang
muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat
modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak
tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun
1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction,
ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern
untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan
perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
B.Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Bangsa
Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan
dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di
dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak
akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir
pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam
menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya
serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti
Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi
barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan
penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh
pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir
hingga tahun 1894
Buku-buku
ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu
terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir
ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit
babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan
guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke
Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan
turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab.
Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang
etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan.
Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab,
mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan
ilmu pengetahuan.
Orang-orang
Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi
dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para
ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak
berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa
bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al
Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid
tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid
yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya
berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam
dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang
gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup
diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan
dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor
pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi
beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun
ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang
ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan
bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.
C.Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
1.Sejarah
dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami
umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari
sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun
dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya
antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu
tidak terulang di masa yang akan datang.
2.Pelajaran
yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil
sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk
Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3.pembaruan
akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan
perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif
dan efisien
4.dalam
sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di
kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan
menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan
terjadi
5.pembaruan
mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada
zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional
tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu,
dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur
ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6.corak
atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama,
tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia
untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya
dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.